Inggris harus kehilangan manajer, Fabio Capello, hanya beberapa bulan menjelang gelaran Piala Eropa. Capello mundur menyusul ketidaksetujuannya terhadap keputusan FA mencabut ban kapten John Terry yang sedang berurusan dengan kasus rasisme.
Pada prosesnya, FA menunjuk Roy Hodgson sebagai manajer pengganti. Namun, penunjukan tersebut dinilai sudah terlalu lama mengingat mepetnya persiapan menjelang Euro. Selain itu sosok Hodgson sendiri mengundang tanya mengingat sebelumnya figur Harry Redknapp digadang-gadang akan mengisi posisi tersebut.
Ditambah fakta bahwa sang penyerang andalan, Wayne Rooney, takkan bisa tampil di dua laga awal--salah satunya adalah melawan Prancis, juara Euro 1984 dan 2000--membuat ekspektasi dan sorotan media terhadap Inggris kali ini tidak segegap-gempita biasanya.
"Memang bukan persiapan yang ideal. Siapapun bisa melihatnya dengan jelas," aku Shearer di Daily Mail.
"Kami sempat tak memiliki manajer, yang juga membuat kami sempat tidak memiliki kapten. Untungnya mereka (FA) sudah membuat keputusan, Roy ada di sana dan ia bisa menganalisis apa saja yang perlu ia lakukan," lanjutnya.
Shearer, yang sudah mengemas 30 gol untuk timnas, kemudian menilai bahwa Inggris justru bisa memanfaatkan situasi yang ada saat ini. Dengan beban dan sorotan yang lebih kecil, Inggris jadi bisa tampil tanpa beban melawan lawan-lawan tanguh di grupnya.
"Tak ada yang mengharapkan kami akan tampil dan jadi juara, ini sesuatu yang berbeda. Di setiap turnamen yang kami ikuti, bahasannya selalu mengenai para pemain yang kami miliki bisa menjuarai turnamen itu dan kami juga akan jadi juara. (Situasi saat) Ini bisa membantu kami."
"Tapi Inggris berada dalam grup sulit. Prancis sepertinya mulai bangkit. Mereka akan tampil lebih baik dari turnamen sebelumnya. Dengan Swedia, jarang sekali kami mendapat hasil meyakinkan atas mereka dan Ukraina yang tampil di kandang sendiri akan jadi lawan berat," analisis Shearer.
